Advertisement

Notifikasi dari Kubur, Grub Kami Kembali Berdenyut Meski Berdurasi Singkat


Soeharto resmi ditetapkan menjadi pahlawan nasional


Telolet.... telolet.... telolet.... 

Notifikasi dari kuburan. Grup WA saya yang sudah bertahun-tahun membeku, tiba-tiba bernyawa lagi. Biasanya, ini pertanda ada yang mau menikah—lalu disusul gelombang ucapan selamat, ejekan untuk para jomblo abadi, dan perang meme yang tak terhindarkan, doa-doa dipanjatkan , quete bijak dari para jomblo tak luput dikirimkan sebagai pembelaan keadaannya saat ini. 

"Jomblo itu bagaikan anak muda yang lebih menikmati sendiri petualangan dalam hidupnya", ungkap teman aku, yang pandai membela diri. 

Begitulah kehidupan grub kami, layaknya grub nostalgia, dalam hitungan menit semuanya kembali mati suri. Masing-masing diri kembali ke kandangnya: sibuk mengais rezeki, membayar cicilan, dan mencoba bertahan hidup.

Fungsi grup ini sederhana: seperti papan pengumuman super-sempit. Tahu teman nikah, kita senang (sejenak). Tahu teman dapat promosi, kita minta loker. Tahu teman masih jomblo, kita doakan (sambil lega bukan kita). Sebuah grub yang sempurna, grub yang mengedepankan simbiosis mutualisme pasif-agresif.

Tapi malam itu, ada yang berbeda. Sebuah link berita dikirim, bagai batu yang dilempar ke kolam penuh lumut.

“Prabowo umumkan 10 Pahlawan Nasional Besok, Termaksud Soeharto"

Layar yang tadinya berisi meme dan keluh kesah, seketika disesaki oleh para arwah yang bangkit.

“KACAU", pesannya singkat, tegas, lengkap dengan emoji puyengnya 😵‍💫😵‍💫.

“Jadi sekarang rezim yang memenjarakan, menembak mahasiswa, dan korup bisa jadi pahlawan? Keren. Besok saya usulkan preman komplek jadi kepala RT,” balas yang lain, disertai tangkapan layar nama-nama daftar koruptor.

Lalu, muncullah suara sang “diplomat”. “Aduh, guys, jangan berantem. Yang penting kita bisa move on dan kerja, kerja, kerja, kerja!” Persis seperti tagline iklan, tapi kosong. Seolah dengan menyebut kata "kerja" empat kali, semua warna gelap dapat diputihkan. 

Perdebatan itu berlangsung panas selama… lima menit. Mungkin tujuh. Lalu, seorang member berbagi meme kucing mengantuk. Percikan api debat nasional itu pun padam, tergantikan oleh gelak tawa digital.

Keesokan paginya, tanpa gemuruh, tanpa pemberitahuan resmi di grup kami, Soeharto resmi dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.

Grup kami masih sepi. Hanya ada satu pesan baru: sebuah GIF “selamat pagi” dengan bunga-bunga berwarna-warni.

Sejarah telah ditulis ulang, sementara kami sibuk mengirim GIF.

Posting Komentar

0 Komentar